“Orang Tua Yang Berhati Emas”
Dulu
kadang Sinta pernah berangan-angan, alangkah senangnya bila mempunyai
mama seperti mamanya Ranti. Selalu rapi, bersepatu hak tinggi dan
bekerja di kantor. Atau seperti mamanya Fitri Langsing,
rambutnya sebahu, Dan selalu berpenampilan yang modis serta gayanya
yang selalu berpaikan serasi antara pakaian dan make-up nya dan bekerja
sebagai Bidan di Rumah Sakit. Beda sekali dengan mamanya Sinta sendiri
yang selalu memakai celana panjang dan kemeja, tubuhnya yang gemuk,
serta rambutnya yang dipotong seperti laki-laki. Mama Sinta Memakai make-up dan lipstik bila ingin pergi kepesta saja. Sebaliknya beda sekali dengan papa-nya sinta
yang yang selalu berkemeja lengan panjang, berdasi, dan mengendarai
mobil dinas, di mana papa-nya sinta bekerja sebagai seorang anggota DPR.
Di dalam hati Sinta yang paling dalam merasa heran, mengapa papa mau
menikah dengan mama ? bahkan sangat menyayangi mama.Tiap pulang kerja
papa selalu menanyakan mama, sinta pun selalu bertanya-tanya mengapa
papa sangat menyintai mama.
Hari
ini sinta pulang sekolah lebih cepat karena ada rapat guru. Lalu mama
Sinta mengajak sinta untuk makan di Restoran yang tidak jauh dari
rumahnya, Dikarenakan mama Sinta tidak masak hari ini dikarenakan tadi
mama buru-buru ingin mengantarkan nenek kerumah sakit. Ketika diperjalan
Sinta dan mamanya bertemu dengan seorang ibu-ibu yang sedang
meminta-minta di jalanan, lalu ibu-ibu itu menghampiri Sinta dan
mamanya, ibu-ibu itu meminta sedekah untuk membeli makanan, mamanya
Sinta merasa ibah dan kasihan. lalu mama sinta langsung memberikan Rp
50.000 kepada ibu-ibu itu,. ibu-ibu itupun berterima kasih seIelah itu
langsung pergi melanjutkan perjalanannya, Sinta pun tak sabar lagi rasa
nya ingin tiba di restoran dan memakan makanan kesukannya yaitu ayam
goreng, kentang goreng, puding, dan minuman yang menyengarkan. Beberapa
menit kemudian tibahlah Sinta dan mamanya di Restoran langgananya.dan
sinta dan mamanya pun di antarkan duduk oleh pelayan restoran, dan
langsung saja pelayan restoran itu menanyakan menu yang akan dipesan
oleh mama dan Sinta, Sinta langsung saja memesan ayam goreng, kentang
goreng serta puding dan secangkir Jus Melon, sedangkan mama Sinta
memesan Udang saos Tiram, dan Pindang pegagan, dan secangkir jus jeruk.
Setelah mereka memesan Pelayan itu pun segera menuju ke dapur untuk
mengambikan pesanan Sinta dan mamanya.
Sambil
menunggu pesanan mereka bercerita tentang kegiatan yang Sinta lakukan
di sekolah tadi. Lalu tiba-tiba mama-nya Sinta melihat dari kaca jendela
2 anak yang sedang mengamen di depan jalan raya Restoran itu. Ibu Sinta
pun menyuru Sinta untuk memanggil ke 2 anak pengamen itu untuk masuk
kelestoran dan makan bersama mereka, Sinta tidak mau memanggil ke 2 anak
pengamen itu, karena Sinta merasa malu membawa anak-anak kumal masuk ke
dalam Restoran, dan Sinta merasa cemas apa bila nanti bertemu dengan
teman-temanya yang akan makan kelestoran ini juga. Mama Sinta hanya
tersenyum dan menggelengkan kepala kepada Sinta lalu menjelaskan kepada
Sinta, “ Sinta anak-anak itu juga manusia sama seperti kita, mereka cuma
kurang beruntung. Mereka juga butuh makan seperti kita, kita harus
saling membantu sesama umat muslim, di mata Tuhan kita semuanya sama
tidak dibedakan mana yang kaya dan mana yang miskin tetapi amal kebaikan
kita la yang menjadi penolong kita diakhirat nanti. Biarlah kita
sekali-kali memberikan sedikit kebahagian kepada mereka, kata mama”
Sinta pun langsung bergegas memanggil pengamen itu untuk masuk dan makan
bersama mereka, pengamen itu pun tak menolak lagi ajakan Sinta.
Setelah
pengamen itu masuk dan duduk di dekat Sinta dan mama-Nya Sinta, Mama
pun menanyakan nama mereka berdua, ternyata namanya Doni dan Dodi mereka
kakak beradik, orang tua mereka telah meninggal sewaktu mereka masih
kecil. Tanpa becerita panjang lebar mama pun langsung
memesan makanan dan minuman yang sama seperti Sinta yaitu ayam goreng,
kentang goreng ,nasi, dan pudding beserta 2 jus melon, setelah pesanan
semuanya sudah dihidangkan mama pun mempersilahkan mereka makan
bersama-sama tanpa rasa malu-malu, Tiba-tiba pengamen itu berkata pada
mama. “ ma boleh tidak Doni dan Dodi makannya 1 piring berdua saja 1
Piringnya lagi punya Dodi mau Dodi kasikan sama teman Dodi Yang lagi
mengemis di pasar” Sinta dan mama terharu mendengar perkataan Doni dan
Dodi ternyata walaupun mereka anak jalanan tetapi mereka mempunyai rasa
setiakawan yg besar. Mereka tidak tega melihat temannya yang masi
meminta-minta di jalan untuk membeli makanan, sedangkan mereka makan di
restoran mewah.
Seketika
saja mama berkata kalian tidak usah memikirkan teman kalian, kalian
makan saja sepuasnya di sini sampai kalian kenyang, kalau masalah teman
kalian nanti mama akan bungkuskan saja sehingga kalian bisa memberikan
makanan dan minuman yang sama seperti kalian, Dodi dan Doni itu
pun lalu merasa tidak enak kepada Sinta dan mama karena telah merepoti
mereka. Mama berkata tidak apa-apa mumpung mama lagi dapat rezki,
mungkin rezki ini untuk kalian juga. Doni, Dodi dan sinta pun merasa
terharu melihat sifat mama, mamapun Cuma tersenyum. Namun dalam hati
Sinta sangat bangga mempunyai mama yang baik Hati. Akhirnya mereka
berempat pun mulai makan dengan lahapnya. Setelah makan Dodi dan Doni
tidak lupa mengucapkan terimah kasih kepada Sinta dan mama, setelah itu
Doni dan Dodi pun pamitan pulang dan juga tidak lupa ia membawa makanan
yang telah dibungkuskan mama Sinta untuk temannya. Setalah dari situ
mereka pun pulang kerumah masing-masing.
Tidak
lama kemudian Sinta dan mama pun Tiba di rumah untuk beritirahat, Sore
harinya papa Sinta pun pulang dari bekerja Sinta pun langsung
menceritakan kejadian siang tadi kepada papa-Nya, lalu papa Sinta
berkata “sejak dulu memang mama mu dikenal orang berhati emas mamamu
selalu baik kepada orang, mamamu juga selalu membantu orang yang selalu
mendapat kesulitan, itulah sebabnya papa menikah dengan mama”. Mendengar
perkataan papa Sinta pun langsung tersenyum. Dan merasa hangat mengalir
di hatinya. Sinta merasa bangga mempunyai mama sebaik mamanya, sambil
membayangkan mamanya yang sedang tersenyum yang masi tampak cantik
walaupun tidak memakai lipstik, make-up, dan berdandan modis. Sifat mama
Sinta yang berhati emas membuat angan-angan Sinta untuk mempunyai mama
seperti mama-Nya Ranti dan Fitri pupuslah sudah, terbang hilang entah
kemana.



